Sabtu, 03 September 2011

Puisi Koran Tempo Edisi Minggu 4 September 2011

Puisi-Puisi Ook Nugorho


TURIS

Kini saya percaya
Turis itulah
Insan paling bahagia
Di bumi lata

Kampung mereka
Tidak di sini
Tiada tersurat
Dalam atlas biasa

Mungkin di sebalik
Benda-benda
Jauh sebelum
Tercipta nama

Dunia sekadar
Alamat singgah
Dalam kunjungan
Singkat mereka

Guna liburan
Sehari hanya
Di planit tua ubanan
Sarat kisah

Sebelum pulang
Lagi ke rumah lama
Jauh di sebalik ufuk
Di kampung asal

Kini saya percaya
Bahagia bisa hanya
Jika kupunya tulus
Hati seorang turis

2011

KARTU POS BERGAMBAR

Inilah Bali
Tempat Wayan
Lahir suatu hari
Dan menemu surya
Di lubuk samudra

Hari ini kusalami
Tanahmu yang liat
Kisahmu yang sarat
Ceraplah
Selaku sesembahan
Pelancong dari utara
Kuharap sepadan
Selayak tamu

Pada lekuk-liku sajak
Lama kuselami
Gunung dan lautmu
Kurasa tapi
Baru sesudah
Genap langkahku
Menempuh Uluwatu
Kupahami akhirnya
Bahasa rindu

2011

JEPUN BALI

Sepulang nanti ke kotamu
Ke rumah asalmu, bersama
Istri dan anak-anak tersayang
Janganlah terlalu lekas
Melupakan saya begitu saja
Ingatlah malam-malam putih
Yang kita seberangi bersama
Kuingat
Kau tidur teramat pulas
Sehabis menuntas waktu
Yang lama terganjal rindu
Di atas lunak kasur dan temaram
Lelampu taman yang menyeret karam
Bumi
Aku tak tega membangunkan
Kumatikan maka setelan alarm jam
Supaya kau bisa terus terpejam
Hingga menembus ambang
Paling kelam

Aku tahu, cepat atau sebentar
Kau akan melupakan juga saya
Tenggelam dalam kebanalan kerja
Sehari-hari
Sepulang nanti ke Jakarta
Dua jam kurang perjalanan dari sini
Dengan penerbangan yang biasa
Saya hanya berharap
Semoga
Tak semua hal tentang saya terlupa
Begitu saja, ingatlah misalnya lukisan
Kembang jepun di senyap dinding kamar:
Lukisan itu biasa & pasaran belaka kutahu
Seperti katamu juga
Tapi bukan itu soalnya
Soalnya pada gegurat garis dan warnanya
Kini telanjur terbawa kisah kita
Berdua, terpapar pada ini latarnya
Juga meja kecil
Di sebelah ranjang
Di atasnya, ketika itu kau letakkan sembarang:
Dompetmu, kaca mata, uang receh, kitab doa
Yang sengaja kau bawa dari rumah
Guna mengawal liburanmu pendek sayang
Dari kerumun roh dan jin tanah Bali

Yakinlah, pintu kamar ini
Terbuka kini senantiasa guna kau masuki
Kembali kapan juga
Seakan kenangan tak rela surut
Tulislah sajak jika sempat
Sepulangmu nanti
Agar cerita kita awet tersimpan lama
Terlindung dari hembusan cuaca
Ekstrem belakangan ini

2011


Ook Nugroho lahir di Jakarta, 7 April 1960. Buku
puisinya adalah Hantu Kata (Kiblat Buku Utama,
2010).

1 komentar:

  1. Senang bisa menemukan blog ini. sayang, sepertnya sudah ditinggalkan?

    BalasHapus